Robinson terlahir dengan nama Joan Maurice di Surrey, Inggris 1903. keluarganya adalah keluarga golongan menengah atas yang memberi prioritas pada pendidikan dan kebebasan berpikir. Ayahnya seorang jenderal, penulis dan diakhir hidupnya menjadi pimpinan sebuah akademi yang selanjutnya menjadi cikal bakal Universitas London. Ibunya seorang putri dari seorang profesor di Universitas Cambridge.
Robinson sekolah di St. Pauls, sebuah sekolah dasar khusus putri, dimana ia belajar sejarah, kemudian meneruskan pendidikannya ke Girton College. Kemudian ia meneruskan ke Cambridge untuk belajar ekonomi. Dia tertarik pada ekonomi untuk mempelajari mengapa kemiskinan dan pengangguran melanda dunia dan karena dia berpikir bahwa ekonomi dapat memecahkan masalah-masalah itu.
Beberapa tahun ia tinggal di India bersama suaminya (ahli ekonomi Austin Robinson), Robinson menghabiskan waktunya selama setengah abad sesudah kelulusannya pada 1925 untuk mengajar dan sebagai dosen di Universitas Cambridge. Namun, karena dia seorang wanita dia tidak bisa menjadi anggota tetap di Universitas Cambridge sampai tahun 1948.
Tahun 1930, Robinson menjadi aktivis di Cambridge Circus sebuah kelompok kecil para ahli ekonomi yang membantu Keynes dalam mengembangkan General Theory-nya. Kemudian dia membantu dan mempertahankan Keynes dari kritikan-kritikan dan sekaligus mengembangkan ide-ide Keynes.
.Pada awalnya Joan Robinson adalah pendukung ekonomi Klasik, kemudian dia mengubah pikirannya setelah bertemu dengan John Maynard Keynes. Sebagai anggota dari ‘Cambridge School’ Robinson kemudian memberi dukungan dan pengunjukan teori umum Keynes, dalam tulisan pertamanya pada tahun 1936 sampai tahun 1937 ia menulis tentang keterlibatan-keterlibatan tenaga kerja yang mencoba menjelaskan dinamika ketenaga kerjaan ditengah-tengah depresi besar pada tahun tersebut. Pada tahun 1933 dia menulis bukunya yang berjudul Economics of Imperfect Competition yang memperkenalkan istilah “Monopsoni” yang menjelaskan tentang seorang pembeli dan seorang penjual monopoli.
Kemudian pada tahun 1949, Joan Robinson diundang oleh Ragnar Frisch untuk menjadi wakil ketua dari Econometric Society.
Pada tahun 1956 Joan Robinson menerbitkan karangan besar berjudul The Accumulation of Capital yang memperluas ekonomi Keynesian dalam jangka waktu yang sangat panjang. Enam (6) tahun kemudian ia menerbitkan buku lain tentang teori pertumbuhan, yang menjelaskan tentang konsep-konsep dari “usia keemasan” atau alur-alur pertumbuhan. Setelah itu ia mengembangkan teori pertumbuhan dengan Nicholas Kaldor sampai tahun 1960. Ia juga menjadi salah satu peserta dalam kontroversi Cambridge bersama Piero Sraffa.
Di penghujung hidupnya dia belajar dan berkonsentrasi pada permasalahan metodologis dalam ekonomi dan mencoba menyempurnakan dari Teori Umum Keynes.
Pada tahun 1962 sampai 1980 Robinson menulis banyak buku yang mencoba membawa beberapa teori ekonomi kepada masyarakat umum. Robinson mengusulkan untuk mengembangkan satu alternatif pengembangan rohani dari ekonomi klasik.
Tahun 1974 Robinson terpilih sebagai presiden Asosiasi Ekonomi Amerika, karena itu dia adalah wanita pertama dari segelintir orang non-Amerika yang menjadi presiden asosiasi tersebut. dia juga menjadi wanita pertama yang masuk daftra nominasi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.Kemudian pada tahun 1983 ia menderita stroke dan meninggal dalam usia 79 enam bulan kemudian di rumah sakit Cambridge.
Joan Robinson memberi sumbangan besar untuk dua bidang ekonomi. Pada awal karirnya, dia memfokuskan diri pada bentuk-bentuk pasar yang juga menjadi perhatian ahli ekonomi waktu itu, yaitu antara pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Beberapa waktu kemudian ia menjadi tokoh penting dalam mempertahankan dan mengembangkan teori-teori Keynes, dan menjadi salah seorang pendiri aliran ekonomi post-Keynesian.
Pokok-pokok Pikiran/Teori Joan Robinson
Robinson mempelajari Principles of Economics dari Marshall, yang merupakan buku bacaan standar waktu itu. dia tidak puas pada kesimpulan dari karya itu, yaitu bahwa gabungan antara produsen dan konsumen akan memaksimalkan kekayaan mereka. Keseimbangan ini sepertinya tidak sesuai dengan kondisi ekonomi inggris tahun 1920 dimana tingkat penganggurannya begitu tinggi dan erndahnya kapasitas kerja dari industri. Robinson juga tidak puas dengan kenyataan bahwa Marshall dan para ekonom lain hanya memfokuskan diri pada dua tipe industri: persaingan sempurna dan monopoli. Ia berpendapat dunia akan lebih menarik apabila berada diantara dua titik ekstrem ini. The Economics of Imperfect Competition (Robinson 1933) menganalisa industri dunia nyata yang terdiri dari bagian antara industri kompetitif yang tinggi dengan perusahaan kecil yang banyak dan industri yang hanya terdiri dari satu perusahaan.
Struktur pasar persaingan tidak sempurna didasarkan pemikiran Pierro Sraffa dan Joan Robinson serta Chamberlin pada tahun 1930-an. Sraffa menulis buku The law of Return Under Competitive Condition, sedangkan Joan Robinson menulis The Theory of Monopolistic Competition pada tahun 1933. Asumsi-asumsi yang mendasari pasar persaingan tidak sempurna, yaitu penetapan pajak secara sepihak, sumbangan lainnya dari Robinson adalah mengenai eksploitasi tenaga kerja. Robinson dipengaruhi oleh aliran sosial dan berpendapat setiap pekerja harus dibayar sesuai dengan produktivitas marjinalnya.
Keseimbangan dalam pasar persaingan tidak sempurna dapat terjadi pada beberapa titik, yaitu pada saat ATC menurun, minimum atau menarik. Namun, keadaan yang lazim terjadi adalah pada saat ATC menurun dan hal ini disebabkan, antara lain oleh diferensiasi produk, under capacity, iklan dan kelembagaan. Dalam menjelaskan pembuatan keputusan perusahaan, Robinson menggunakan konsep pendapatan marjinal (marginal revenue), yakni tambahan pengembalian perusahaan yang diperoleh ketika perusahaan memproduksi dan menjual satu barang lagi.
Bagi perusahaan kompetitif, pendapatan marjinal akan selalu merupakan harga yang sama, karena perusahaan dapat selalu menjual barang lebih banyak tanpa harus mengobral atau menurunkan harga. Tapi perusahaan dalam pasar persaingan tidak sempurna akan mengalami kurva pendapatan marjinal yang lerengnya menurun. Untuk dapat menjual lebih banyak, mereka harus mengobral barang. Jika ini terjadi, beberapa konsumen akan mambayar barang dibawah harga . perusahaan akann kehilangan pengembalian ini. Dengan mempertimbangkan baik itu harga yang rendah dan penjualan yang tinggi, perusahaan mungkin akan memotong harga untuk menjual lebih banyak namun tidak mendapatkan pengembalian (yaitu pendapatan marjinal ).
Sebaliknya perusahaan akan mendapat pengembalian lebih jika perusahaan menaikkan harga dan mengurangi produksi dan penjualan. Dengan menunjukkan bagaimana naiknya harga dan kurangnya output produksi dapat meningkatkan pendapatan perusahaan besar, Robinson mampu menjelaskan mengapa persaingan tidak sempurna ditandai dengan produksi yang tidak cukup dan penggunaan sumber daya yang tidak efisien. Karena itu persaingan tidak sempurna dapat menjelaskan tingginya tingkat pengangguran yang terjadi di inggris (sedangkan teori persaingna sempurna tidak dapat menjelaskannya) pada tahun 1920-an dan pada masa depresi tahun 1930-an.
Kontribusi penting lain dari Economics of Imperfect Competition adalah analisanya tentang diskriminasi harga. Para ahli ekonomi telah mengetahui bahwa perusahaan monopoli besar menetapkan harga yang berbeda untuk orang yang berbeda, tetapi Robinson adalah orang pertama yang menjelaskan prinsip cara kerja dan konsekuensinya. Robinson menunjukkan bahwa diskriminasi harga hanya mungkin ada dalam monopoli atau persaingan tidak sempurna. Melalui diskriminasi harga, perusahaan-perusahaan monopoli dapat menaikkan pendapatan dan laba mereka.
Dalam pemberlakuan diskriminasi harga, perusahaan-perusahaan perlu membagi pasar untuk produknya menjadi dua bagian : konsumen yang ingin dan dapat membayar dengan harga tinggi dan konsumen yang sensitif terhadap harga. Kemudian perusahaan perlu mencari cara untuk menetapkan harga yang lebih tinggi pada kelompok pertama. Salah satu cara adalah dengan menetapkan harga yang berbeda pada waktu yang berbeda-beda dalam satu hari. Karena itu, perusahaan telepon misalnya, akan memberikan harga yang lebih rendah pada malam hari dan akhir minggu. Pelanggan bisnis, yang pada umumnya tidak sensitif terhadap harga, akan membayar pada harga yang tinggi dan individu akan membayar pada tingkat pengurangan biaya pulsa telepon terendah. Kupon diskon juga membantu dalam pembagian pasar dan memungkinkan adanya diskriminasi harga. Mereka yang peduli pada harga akan mengambil kupon dan membeli barang dengan harga yang lebih rendah, jadi mereka tidak akan membayar harga penuh. Demikian juga, praktik penetapan harga dengan tawar-menawar seperti pada dealer mobil akan mengakibatkan diskriminasi harga. Disini para penawar, karena tidak ingin membeli dengan harga tinggi, dapat membeli mobil dengan harga yang lebih murah daripada mereka yang tidak mau menawar.
Suatu dunia ekonomi yang bercirikan pasar persaingan tidak sempurna juga memunculkan teori baru tentang determinasi harga. Dalam pasar persaingan, semua perusahaan adalah penentu harga, perusahaan harus menentukan harganya sesuai dengan kemampuan pasar dan apa yang dilakukan perusahaan lain dalam pasar tersebut. namun, dengan persaingan tidak sempurna, harga dibuat oleh produsen, yang melakukan mark-up pada biaya utama mereka (upah dasar). Semakin kecil persaingan industri, semakin tinggi kenaikan harga. Dan semakin tinggi kebutuhan perusahaan akan sumber dana internal untuk ekspansi, akan semakin besar mark-upnya.
Dalam karyanya, Joan Robinson tidak menonjolkan permasalahan yang berkaitan dengan diferensiasi produk. Gagasan Robinson dipaparkan dengan banyak menggunakan teknik geometrik. Berdasarkan teknik tersebut ditarik berbagai kesimpulan mengenai realitas dalam dunia ekonomi riil, diantaranya kesimpulan-kesimpulan sekitar masalah ekonomi kesejahteraan (welfare economics). Dalam penelitiannya Joan Robinson menyisipkan normatif dengan sadar atau tidak. Misalnya, dalam pandangannya terhadap masalah monopsoni dipasar, hal itu juga disoroti dari segi moral. Dalam hubungan ini, oleh Joan Robinson ditekankan tidak adanya efisiensi dalam kondisi persaingan yang tidak sempurna. Lagi pula dalam keadaan serupa itu terjadi pemersan terhadap tenaga kerja. Sebab, akan timbul perbedaan antara tingkat upah disatu puhak (yang secara riil diterima oleh tenaga kerja) dan nilai produk marjinal dari tenaga kerja itu dipihak lain. Dalam pandangan Joan Robinson, dikala ada monopoli di pasar barang ataupun monopsoni di pasar tenaga kerja, maka hal itu satu sama lain akan membawa pemerasan (exploitation).
Berlawanan dengan pandangan konvensional ini, Robinson menyatakan bahwa ada suatu mekanisme penyesuaian Keynesian. Masalah perdagangan diselesaikan melalui perubahan pendapatan ketimbang melalui perubahan harga relatif. Negara yang mengalami defisit perdagangan gagal menjual barang yang cukup ke seluruh dunia. Konsekuensinya, produksi turun dan pengangguran meningkat. Akibatnya penduduk negeri ini mengurangi pembelian barang dan jasa dari negara lain sehingga defisit perdagangannya akan menuju ke posisi keseimbangan. Tapi hal ini berdampak pada negara surplus, yang kini mengalami penurunan permintaan barang yang mereka produksi. Surplus perdagangan mereka berkurang tetapi tingkat pengangguran mereka juga meningkat.
Robinson selanjutnya memperluas teori Keynes dengan meneliti perdagangan internasional dalam konteks yang dinamis atau bagaimana keseimbangan perdagangan berubah sepanjang waktu. Ketimbang menganggap perdagangan internasional sebagai suatu cara terbaik bagi negara-negara untuk membagi tugas memproduksi barang yang berbeda, melihat perdagangan luar negeri sebagai bagian strategi pertumbuhan nasional. Surplus perdagangan, khususnya ketika tercapai dengan spesialisasi dalam industri manufaktur, akan menaikkan tingkat keuntungan domestik yang akan memperbesar investasi dan perkembangan teknologi. Hal ini, pada gilirannya, akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja domestik dan memperbesar pendapatan. Karena itu perdagangan surplus dapat memicu perkembangkan jangka panjang dalam produktivitas dan taraf hidup. Dengan upaya untuk menghasilkan surplus perdagangan, kebijakan perdagangan akan menjadi bagian dari senjata ampuh yang bisa digunakan pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Teori ekonomi Joan robinson selalu terpusat pada dunia real, diamping tetap hati-hati menerima teori-teori ekonomi yang tidak realistis atau tidak masuk akal. Analisanya tentang persaingan tak sempurna didasarkan pada sejauh mana perusahaan mengambil keputusan tentang harga, produksi dan tenaga kerja. Sumbnagannya pada makroekonomi post-Keynesian dan teori perdagangan internasional juga dianggap penting karena membantu para ekonom memahami kerja ekonomi yang sebenarnya. Bidang ekonomi sellau didominasi oleh pria. Bagaimanapun, agak mengherankan bahwa disiplin matematis tak begitu bertanggung jawab terhadap semua ini. Ekonomi hanya memiliki sedikit sarjana ekonomi dan sedikit yang bergelar Ph.D dari kalangan wanita ketimbang ilmu-ilmu alam atau matematika. Di dalam kubu lelaki ini, Joan Robinson berdiri sebagai ahli ekonomi wanita yang paling terkemuka.