Ibnu Al-Baitar nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abdallah Ibn Ahmad Ad-Din Ibn Al-Baitar Al-Din Al-Malaqi. Di kalangan ilmuwan Barat, Al-Baitar lebih dikenal dengan nama Alpetragius. Al-Baitar adalah tokoh yang banyak berjasa dalam penelitian tanaman-tanaman obat. Al-Baitar adalah serang ahli botani dan fatrmakologi, dokter hewan, dan juga sarjana ilmu tumbuh-tumbuhan.
Selama ini kita mengenal apotek hidup untuk menunjukkan beberapa tanaman yang berfungsi sebagai obat. Tanaman atau tumbuhan ini ditanam di pekarangan rumah yang juga berfungsi sebagai taman. Untuk mengetahui bahwa sebuah tanaman atau tumbuhan mengandung obat yang berfungsi untuk menyembuhkan penyakit tertentu, membutuhkan penelitian dan perjalanan yang panjang. Dan tokoh yang banyak berjasa dalam penelitian tanaman obat itu adalah Ibnu Al-Baitar (Alpetragius).
Ibnu Al-Baitar mempertaruhkan hampir seluruh hidupnya untuk menjelajahi daratan Afrika dan Asia untuk menyelidiki tanaman-tanaman dan khasiatnya. Perjuangannya dimulai tahun 1219, Al-Baitar mulai menyusuri pantai utara Afrika dan Asia Timur. Dalam perjalanan penelitian yang ditempuhnya itu, Ibnu AL Baitar akhirnya berhasil menemukan ribuan macam tanaman.
Hasil penelitiannya itu dikumpulkan dalam sebuah buku Al-jami fi al-Adwiya al-Mufrada. Sebuah buku ensiklopedi tanaman yang diakui sebagai rujukan dunia kedokteran hingga abad ke-16. Selain disusun berdasarkan hasil observasinya sendiri, isi buku ini juga dipadukan dengan apa yang diwariskan pustaka-pustaka Yunani purba dan pengetahuan tradisional Arab.
Buku itu juga memuat sejumlah daftar secara alfabetis dari tidak kurang 1400 contoh contoh obat, di mana 30 macam di antaranya adalah penemuan Al- Baitar sendiri. Dari 300 macam tersebut terdapat kurang lebih 200 ramuan yang berasal dari tumbuh tumbuhan. Semua bahan bahan ramuan itu dapat diperoleh di negara negara sepanjang laut tengah Spanyol dan Syiria.
Al-Baitar dilahirkan di Malaga (Spanyol) pada akhir abad ke 12 , ia keturunan keluarga Al-Baitar di Malaga. Al-Baitar pertama kali menuntut ilmu di Serville, Spanyol. Di sini dia mengumpulkan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di sekitar kota tersebut bersama dengan beberapa gurunya, antara lain Abu Al abbas An Nabati, Abdulah bin Shaleh, dan Abu Al Hajjaj. Sekitar tahun 1220 Al-Baitar pindah ke daerah timur. Setelah melintas daerah Afrika utara (Maroko, Algeria, dan Tunisia) Al-Baitar pun menuju ke Asia kecil dan Suriah.
Tahun 1224, ketika berada di Mesir, oleh gubernur Mesir yang bernama Al-Malik Al Kalim Ayyubri, Al-Baitar dipercaya untuk menjadi kepala ahli tanaman obat. Setelah meninggalkan Kairo, Mesir, Al-Baitar lalu banyak melakukan pengembaraan dan beberapa ekspedisi ilmiah.kemudian ia berangkat ke Damaskus. Bersama muridnya, Ibnu Abi Ushaybi’ah Al-Baitar sibuk mengngumpulkan berbagai jenis tanaman sebagai bahan untuk penelitian dan pengobatan.
Al-Baitar juga sempat melakukan penelitian di Suriah, Arab Saudi dan Palestina. Hasilnya dikumpulkan dalam bukunya yang lain, Al Mughni fi al-adwiya al-Mufrada. Buku ini merupakan buku ensiklopedi tanaman bagi pengobatan manusia. Buku ini memuat 20 bab, di antaranya menguraikan ramuan untuk sakit kepala, telinga, mata, kosmetika, ramuan untuk demam, penangkal racun, dan obat obatan yang paling sederhana.
Pada saat ini banyak manusia yang ikut merasakan hasil kerja keras dari Al Baitar. Sekarang banyak tanaman yang diketahui khasiatnya bahkan sekarang ada gerakan yang berisi ajakan untuk kembali menggunakan tumbuh tumbuhan daripada obat berbahan kimia. Ajakan itu ada dalam kalimat “Back to Nature” atau “kembali ke alam “
Ibnu Baitar meninggal dunia di kota Damaskus pada tahun 1248 dan dunia mengenangnya sebagai seorang yang paling berjasa dalam bidang ilmu tumbuh tumbuhan dan berpengaruh penting terhadap perkembangan ilmu Botani.