Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang bisa mengakibatkan kelumpuhan, bahkan lebih tragis lagi bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini menjadi momok bagi penduduk dunia karena telah merenggut banyak korban jiwa, terutama nyawa anak-anak. Beruntunglah telah ditemukan vaksin polio sehingga angka kasus kematian karena penyakit polio dapat ditekan hingga sampai 90%. Dan orang yang telah berjasa menemukan vaksin polio itu adalah seorang ilmuwan yang bernama Jonas Edward Salk.
Jonas Edward Salk dilahirkan di kota New York pada tanggal 28 Oktober tahun 1914. Edward Salk menyelesaikan sekolah menengah di Townsend Harris High School dan kemudian melanjutkan ke City College of New York hingga bergelar Bsc. Tak puas dengan itu, Edward Salk kemudian melanjutkan studi ke New York University, pada jurusan kedokteran hingga meraih gelar dokter pada tahun 1939.
Jonas Edward Salk kemudian bekerja di Mount Sinai School of Medicine, New York. Setelah itu pada tahun 1942, Edward Salk bekerja di laboratorium virus bersama Dr.Thomas Francis.Jr, di University of Michigan. Ketika itu, Dr. Thomas yang merupakan seorang ahli mikrobiologi sedang mengadakan penelitian pembuatan vaksin influenza. Edward Salk kemudian bekerjasama dengan Dr.Thomas mengembangkan vaksin yang banyak digunakan selama Perang Dunia tersebut.
Pada tahun 1942 itu juga Edward Salk mendapatkan biasiswa penelitian dan menjabat sebagai asiten Dr.Thomas Francis Jr. Lima tahun kemudian Jonas Edward Salk pindah ke Pittsburgh. Di kota ini Edward Salk bertugas memimpin laboratorium virus di University of Pittsburgh. Merebaknya penyakit polio yang menghantui dunia, membuat Jonas Edward Salk bekerja keras untuk menguji dan mengembangkan vaksin polio.
Merebaknya penyakit polio secara periodik yang menyerang sistem saraf, sering menyebabkan kematian atau kelumpuhan seumur hidup. Penyakit tersebut sulit untuk diteliti karena sukarnya memperoleh contoh virus yang bisa disimpan untuk penelitian. Tidak seperti bakteri yang bisa dipelihara pada kultur jaringan (jaringan yang digunakan untuk penelitian di laboratorium), virus memerlukan jaringan hidup untuk bisa hidup/tumbuh.
Ketika pengembangan virus sudah bisa ditemukan, maka bahan untuk penelitian bisa mudah didapatkan dalam jumlah banyak. Lewat ketekunannya, Edward Salk akhirnya berhasil memastikan bahwa ada tiga jenis virus penyebab polio. Selanjutnya, Salk mulai berekperimen dengan cara membunuh virus-virus tersebut, dengan tetap mempertahankan kemampuannya untuk mempertahankan kekebalan.
Kerja kerasnya menguji dan mengembangkan vaksin polio tidaklah sia-sia. Pada tahun 1952, Edward Salk telah mampu membuat vaksin “virus mati” yang bisa digunakan untuk melawan ketiga jenis virus penyebab polio tersebut. Sebagai langkah pertama, vaksin tersebut diujicobakan pada beberapa ekor kera, kemudian pada anak anak yang telah sembuh dari penyakit polio. Akhirnya Salk pun mengujicobakannya pada keluarga dan anak anaknnya sendiri yang belum pernah terserang penyakit tersebut.
Setelah diuji coba secara besar besaran hingga tahun 1954, vaksin tersebut diluncurkan untuk dipakai umum pada tahun 1955, pada tahun itu juga ia mengimunisasi siswa sekolah dasar di Pittsburgh. Aksi itu menjadi berita Internasional, dan mengantarkan Edward Salk dikenal sebagai orang yang berhasil mengalahkan polio. Meski demikian, Salk tidak mematenkan vaksin polio atau poliomyelitis yang ditemukannya. Edward Salk memilih untuk mempersembahkan temuannya untuk masyarakat.
Vaksin polio buatan Edward Salk sebenarnya bukanlah vaksin polio yang pertama. Namun,vaksin tersebut merupakan vaksin pertama yang diketahui cukup aman dan ampuh untuk mencegah penyakit polio. Hanya dalam kurun waktu sekitar dua tahun, dengan vaksin polio temuan Edward Salk, jumlah kasus polio di Amerika serikat turun sampai 96%
Pada tahun 1960 an vaksin “virus hidup” temuan Albert Sabin mulai digunakan karena vaksin tersebut bisa dimasukan ketubuh lewat mulut (ditelan), tidak disuntikan seperti vaksin virus buatan Salk. Meskipun demikian, vaksin temuan Jonas Edward Salk tetap dianggap sebagai sebuah prestasi besar dunia kedokteran.
Tahun 1965, Edward Salk meninggalkan University of Pittsburgh dan mendirikan Salk Institute di La Jolla, California, yang memfokuskan studinnya pada molekul Biologi dan genetika. Di masa akhir hidup nya, Edward Salk mengalihkan perhatian penelitiannya kepada usaha untuk menemukan vaksin yang efektif guna melawan penyakit kanker dan AIDS.
Sayang, sebelum usahannya berhasil, Edward Salk telah dipanggil oleh Tuhan. Jonas Edward Salk meninggal dunia pada usia 80 tahun di La Jolla, tepatnya pada tanggal 23 Juni 1995. Semasa hidupnya, Edward Salk memperoleh banyak sekali tanda penghargaan di antaranya adalah Lasker Award (1956). The Bruce Memorial Award (1958), the Jawaharlal Nehru Award (1975) dan Congressional Gold Medal and Presidensial Medal of Freedom (1977)